Senin, 16 Desember 2013

KEPEMIMPINAN (Pertemuan 10)



Pertemuan Ke-10


Pengertian Pemimpin

Kartini Kartono (1994. 33), Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Pemimpin dapat dibedakan dalam dua arti :
Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan.
Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.


Pengertian Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).

Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).


Perbedaan Kompetensi
Kompetensi Leader

Seorang Leader yang baik tidak lahir begitu saja, dia harus dibentuk melalui ketrampilan dan sikap mental yang teraplikasi baik pada situasi dan kondisi tertentu.
Paling tidak ada 39 ketrampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin yang terbagi dari berbagai Cluster yang semuanya terangkum sebagai berikut :

Dimensi Berpikir (Thinking Factor), yang terdiri dari :
1.     kemampuan untuk Berpikir Strategis,
2.    Analisa Isu-isu yang terjadi,
3.    Pengambilan Keputusan dan
4.     Inovasi

Dimensi Administrasi (Administrative), yang terdiri dari :
5.    kemampuan untuk Menyusun Perancanaan,
6.    Pengorganisasian,
7.    Membangun Sistem dan Prosedur
8.    Mengatur Pelaksanaan dan
9.     Efisiensi dalam bekerja

Dimensi Kepemimpinan (Leadership) yang terdiri dari :
10. kemampuan untuk Memberikan Arahan
11.  Memimpin dengan tepat
12. Mempengaruhi orang lain
13. Membangun Teamwork
14. Memotivasi orang lain
15. Membimbing orang lain
16. Mengelola Perubahan

Dimensi Interpersonal yang terdiri dari :
17. Membangun Hubungan
18. Bertingkah laku dalam Organisasi
19. Memperluas Jaringan
20.Menghargai Perbedaan
21. Mengelola Konflik

Dimensi Komunikasi yang terdiri dari :
22.kemampuan untuk Menulis
23.Teknik Presentasi
24.Mendengarkan
25.Komunikasi terbuka  
26.Berbicara Efektif

Dimensi Motivasi yang terdiri dari :
27.kemampuan untuk melakukan Komitmen dan
28.Berorientasi pada Hasil Pencapaian

Dimensi Self Management yang terdiri dari :
29.kemampuan untuk Mengembangkan Diri Sendiri
30.Beradaptasi
31. Integritas

Dimensi Organisasi yang terdiri dari :
32.kemampuan untuk Mengetahui Bisnis
33.Menggunakan Data Teknis
34.Menggunakan Data keuangan dan data Kuantitatif

Dimensi Strategi Organisasi yang terdiri dari :
35.Implikasi Global
36.Kepemilikan terhadap organisasi
37.Customer Satisfaction
38.Quality Management dan
39.Mengatur Profitability


Kompetensi Manager
Setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.[4] Ketiga keterampilan tersebut adalah:

Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.


Perbedaan Peran
Peran Leader
Kepemimpinan bersifat kreatif, adaptif, dan berhubungan dengan ketangkasan. Kepemimpinan melihat jauh ke depan dan dari luar organisasi, bukan hanya di permukaan dan di dalam organisasi. Secara singkat, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam organisasi, yakni:
Menciptakan Visi Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah pernyataan tentang cita-cita organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Visi akan membantu pemimpin dan timnya dalam menghadapi tantangan perusahaan.


Peran Manager
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok.
pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.


22 Perbedaan Leader dan Manager

Menurut Tung Desem Waringin
Berikut merupakan 22 poin perbedaan antara Manager dan Leader menurut Tung Desem Waringin:
Leader memiliki perspektif jarah jauh
Manager bertanya bagaimana cara mengerjakan dan kapan harus dikerjakan, Leader bertanya apa yang harus dikerjakan dan kenapa harus dikerjakan
Manager menaruh mata pada hasil akhir, Leader menaruh mata untuk masa depan
Manager menerima status kosong, Leader menantang status kosong

MANAGER
LEADER
Manager biasanya diangkat pakai surat
Leader diangkat karena orang sepakat
Manager melakukan hal dengan benar
Leader melakukan hal-hal yang bener
Manager biasanya diangkat dari atas
Leader didukung dari bawah
Manager mau tidak mau berfungsi sebagai manager
Leader biasanya orang yang sukarela
Manager mengandalkan motivasi
Leader memberikan inspirasi
Manager berfokus pada system & struktur organisasi,
Leader berfokus kepada orang
Manager tergantung pada control
Leader meminspirasi kepercayaan
Manager memiliki pandangan jarak pendek,
Leader memiliki perspektif jarah jauh
Manager bertanya bagaimana cara mengerjakan dan kapan harus dikerjakan
Leader bertanya apa yang harus dikerjakan dan kenapa harus dikerjakan
Manager menaruh mata pada hasil akhir
Leader menaruh mata untuk masa depan
Manager menerima status kosong
Leader menantang status kosong
Manager mempertahankan & memelihara sesuatu yang sudah ada,
Leader terus mengembangkan sesuatu lebih baik dan lebih baik
Manager mengelolah yang sudah ada
Leader inovasi membuat perubahan-perubahan untuk hal-hal baru
Manager focus kepada peraturan, ,
Leader memanage resiko
Manager paling penting bentuknya
Leader paling penting isinya, maknanya
Manager lebih penting stabilitas
Leader yang penting perubahan
Manager focus pada taktik,
Leader focus pada strategi
, Manager berdasarkan fakta, angka, atau bukti
Leader berdasarkan gagasan, ide, impian
Manager berdasarkan bimbingan,
Leader berdasarkan inisiatif
Manager focus pada sasaran
Leader focus pada alternative
Manager menggunakan otak kiri
Leader menggunakan otak kiri dan kanan sekaligus
kiriManager focus pada efesiensi,
Leader focus pada efektivitas


Dalam literatur-literatur kepemimpinan, ada tiga buah konsep dasar mengenai asal-usul kepemimpinan dan pemimpin. Ketiga teori tersebut adalah teori genetis, sosial, dan sintesis.

Yang pertama, teori genetis. Teori genetis mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan. Kepemimpinan mengikuti garis keturunan. Kepemimpinan adalah bakat yang telah ada sejak seseorang dilahirkan. Megawati dianggap memiliki bakat kepemimpinan karena ayahnya seorang pemimpin. Sementara si Udin tidak dianggap memiliki kualitas kepemimpinan karena ayahnya cuma seorang petani desa. Tetapi, benarkah begitu?

Pertanyaan di atas membawa pada teori kedua: teori sosial. Teori ini mengatakan bahwa pemimpin lebih merupakan bentukan sosial. Pemimpin datang dari lingkungan sosial yang membentuknya. Intinya, menurut teori sosial, pemimpin bukan bakat, melainkan suatu proses penciptaan oleh lingkungan sosialnya.

Namun, kedua teori tadi sangat bersifat deterministik: pemimpin semata-mata hanya ditentukan oleh gen (garis keturunan) atau oleh lingkungan sosial. Padahal pemimpin itu adalah seorang yang dilahirkan (memiliki bakat kepemimpinan) dan juga telah dipupuk oleh lingkungannya. Pemimpin bukan hanya bakat, tetapi juga harus memperoleh dukungan dari kelompok sosialnya, agar bakat itu bisa tumbuh berkembang. Inilah teori ketiga. Teori ini menggabungkan teori genetis dan teori sosial. Karena itu teori yang ketiga ini dikenal dengan sebutan teori sintesis.

Jadi, pemimpin itu dilahirkan sekaligus dibentuk.  Menjadi seorang pemimpin adalah karunia. Tidak semua orang dirancangkan Tuhan menjadi pemimpin. Tetapi tetap harus melewati pembentukan oleh Tuhan. Ada 2 hal yang dibentuk :
1) Attitude
2) Skill 

Batas Moral Seorang Pemimpin
Seorang pemimpin dibentuk dari komitmen pada pengabdian pribadi untuk kepentingan orang banyak, serta menjadikan dirinya sebagai waktu dan ruang untuk berkembang buat keberhasilan total dari semua orang. Pemimpin dalam perilaku bertindak haruslah memiliki batas moral kepemimpinan yang jelas dan terarah. Sebagai pemimpin yang bijaksana, pastilah harus mampu menjadi pusat gerak yang memungkinkan semua misi kepemimpinannya berjalan ke arah tujuan yang tepat dan benar.

Dalam praktiknya batas moral pemimpin harus mampu berperan sebagai rem yang kuat buat mengendalikan nafsu dan ego diri yang liar.Seorang pemimpin wajib memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi etika dan nilai moral positif. Sebab, bila pemimpin tidak setia dengan moral dan etika kepemimpinan positif, dipastikan pemimpin akan kehilangan kredibilitas dalam proses kepemimpinannya. Batas moral terdasar dari seorang pemimpin adalah tidak bimbang dan ragu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk kemenangan dan kebahagiaan banyak orang.Seorang pemimpin berasal dari mimpi untuk memperbaharui kehidupan banyak orang ke arah yang lebih baik, dan semua itu bisa terwujud jika batas moral kepemimpinan bisa menghargai semua lapisan manusia yang mendukungnya.

Klasifikasi Gaya Kepemimpinan menurut White dan Lippit

1.Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian perintah.
Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan hukuman.

Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata diputuskan oleh pimpinan.

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis adalah sebagai berikut:
• Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
• Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;
• Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat;
• Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau pendapat;
• Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.

2. Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya.
Pemimpin yang birokratis pada umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.

Adapun karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah sebagai berikut:
• Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
• Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas;
• Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.

3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.

Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
• Wewenang pemimpin tidak mutlak;
• Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
• Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
• Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan;
• Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar;
• Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
• Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;
• Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling menghormati.

4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi.
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka hatinya.

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut:
• Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai produser;
• Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil, sebagai dorongan;
• Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer bertindak cukup baik;
• Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatannya;

Sumber :
dreamletterinc.blogspot.com/2013/03/perbedaan-leader-dan-manager.html



0 komentar:

Posting Komentar

Katalog Online Oriflame

Katalog Online Oriflame

InuYasha

Do As Infnity - Fukai Mori (Instrumental)

Translate

About Me

Total Tayangan Halaman