Selasa, 22 Oktober 2013
Motivasi (Pertemuan 4)
Pertemuan Keempat
Konsep
– konsep Motivasi
Definisi Motivasi >>
Merupakan proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan
ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran.
Adalah segala sesuatu yang dapat mendorong dan mengarahkan sesorang untuk berperilaku tertentu atau paling tidak mempunyai keinginan untuk berperilaku tertentu.
Tiga Unsur Kunci :
Ø Intensitas
: Seberapa keras seseorang berusaha
Ø Arah :
Upaya yang diarahkan ke sasaran dan konsisten
Ø Berlangsung
lama : Berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan , yaitu :
(1) kebutuhan
fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
(2) kebutuhan
rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan
akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan
akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan
(5) aktualisasi
diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut
pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan
cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan
yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari
cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat,
jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya
karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia
itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental,
intelektual dan bahkan juga spiritual.
2.
Teori X dan Teori Y
Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan
yang jelas berbeda mengenai manusia : Teori X (Negatif) dan Teori Y (Positif).
Pandangan
manajer menegenai kodrat manusia didasarkan pada kelompok asumsi tertentu.
Menurut
asumsi-asumsi ini, manajer cenderung menularkan cara berperilakunya ke para
bawahan.
Teori X
|
Teori Y
|
1.
Karyawan tidak menyukai kerja
|
1.
Memandang krj sebagai kegiatan alami
|
2.
Harus dipaksa, diawasi/ diancam dgn hukuman
|
2.
Memiliki komitmen pada sasaran
|
3.
Menghindari tanggung jawab
|
3.
Bertanggung Jawab
|
4.
Ambisi yang rendah
|
4. Dapat
mengambil keputusan yang inovatif
|
3. Teori
Dua Faktor
Teori Dua
Faktor (juga dikenal sebagai teori motivasi Herzberg
atau teorihygiene-motivator). Teori ini dikembangkan oleh Frederick
Irving Herzberg (1923-2000), seorang psikolog asal Amerika
Serikat. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang
manajemen dan teori motivasi.
Frederick Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor
tertentu di tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian
lain ada pula faktor lain yang menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain
kepuasan dan ketidakpuasan kerja berhubungan satu sama lain.
Faktor-faktor
tertentu di tempat kerja tersebut oleh Frederick Herzberg diidentifikasi
sebagai hygiene factors (faktor kesehatan) dan motivation
factors (faktor pemuas).
Dua faktor ini oleh Frederick Herzberg dialamatkan
kepada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, dimana faktor intrinsik adalah
faktor yang mendorong karyawan termotivasi, yaitu daya dorong yang timbul dari
dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang
datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja.
Teori ini
merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhanMaslow. Dan juga berhubungan erat dengan teori
tiga faktor sosial McClelland.
Hygiene Factors
Hygiene
factors (faktor kesehatan) adalah
faktor pekerjaan yang penting untuk adanya motivasi di tempat kerja. Faktor ini
tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika
faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah
faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai
dissatisfiers atau faktor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari
ketidakpuasan. Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah
gambaran kebutuhan fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene
factors (faktor kesehatan) meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas
supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan
dan administrasi perusahaan.
Motivation Factors
Menurut
Herzberg, hygiene factors (faktor kesehatan) tidak dapat
dianggap sebagai motivator. Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan
positif. Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan memotivasi karyawan
untuk sebuah kinerja yang unggul disebut sebagai faktor pemuas. Karyawan hanya
menemukan faktor-faktor intrinsik yang berharga pada motivation factors (faktor
pemuas). Para motivator melambangkan kebutuhan psikologis yang dirasakan
sebagai manfaat tambahan. Faktor motivasi dikaitkan dengan isi pekerjaan
mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan
pertumbuhan dalam pekerjaan.
Kritik
Teori ini menurut Cushway dan Lodge, 1995 mengabaikan
pekerja kerah biru. Uang/gaji tidak dimasukkan sebagai faktor motivasi dan ini
mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah biru sering kali dilakukan
oleh mereka bukan karena faktor intrinsik yang mereka peroleh dari pekerjaan
itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan dasar.
Teori dua faktor juga memiliki keterbatasan lain yaitu
variabel situasional. Herzberg mengasumsikan adanya korelasi antara kepuasan
dan produktivitas. Namun penelitian yang dilakukan oleh Herzberg menekankan
pada kepuasan dan mengabaikan produktivitas. Tidak ada ukuran komprehensif
kepuasan digunakan. Seorang karyawan mungkin menemukan pekerjaannya diterima
meskipun fakta bahwa ia mungkin membenci obyek pekerjaannya.
Teori dua faktor menurut para ahli juga tidak bebas
dari bias karena didasarkan pada reaksi alami dari karyawan ketika mereka
ditanya sumber kepuasan dan ketidakpuasan di tempat kerja. Mereka akan
menyalahkan ketidakpuasan pada faktor-faktor eksternal seperti struktur gaji,
kebijakan perusahaan dan hubungan dengan karyawan lainnya. Juga, karyawan
tentunya subyektif terhadap diri mereka sendiri untuk menilai faktor kepuasan
kerja.
Meskipun mendapatkan kritik namun demikian teori dua
faktor Herzberg diterima secara luas oleh para ahli.
Implikasi Teori
·
Teori Dua-Faktor menyiratkan bahwa manajer harus fokus
untuk menjamin kecukupan faktor hygiene (faktor kesehatan)
guna menghindari ketidakpuasan karyawan. Juga, manajer harus memastikan bahwa
pekerjaan sebagai perangsang dan bermanfaat sehingga karyawan termotivasi untuk
bekerja dan melakukannya lebih keras dan lebih baik. Teori ini menekankan pada
kerja pengayaan sehingga memotivasi karyawan. Pekerjaan harus memanfaatkan
keterampilan karyawan dan kompetensi mereka secara maksimal. Berfokus pada
faktor-faktor motivasi dapat meningkatkan kerja berkualitas.
Teori-Teori Kontemporer Tentang Motivasi
1. Teori
ERG
Adalah teori yang direvisi dari Teori Hierarki oleh Clayton
Aldefer.
Ada tiga Kelompok Kebutuhan Inti :



Berbeda Dengan Hirarki , teori ini memperlihatkan bahwa :
1. Lebih dari
satu kebutuhan dapat berjalan pada saat yang sama,dan
2. Jika
kepuasan pada kebutuhan tingkat lebih tinggi tertahan, maka hasrat untuk
memenuhi kebutuhan tingkat rendah meningkat.
2. Teori Kebutuhan McClelland
Teori
ini berfokus pada tiga kebutuhan :
1. Kebutuhan
akan Prestasi : Dorongan untuk unggul, untuk berprestasi berdasar
seperangkat standar, untuk berusaha keras supaya sukses.
2. Kebutuhan
Kekuasaaan : kebutuhan untuk membuat orangt lain berperilaku
dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku
sebaliknya
3. Kebutuhan
kan kelompok Pertemanan : Hasrat untuk hubungan antar
pribadi yang ramah dan akrab.
Peraih
prestasi tinggi membedaka diri mereka dari orang lain berdasar hasrat mereka
untuk menyelesaikan apa yang dikerjakan unuk dengan cara yang lebih baik.
Mereka mengupayakan situasi dimana mereka dapat mencapai tanggung
jawab pribadi untuk menemukan pemecahan terhadap masalah-masalah,dimana mereka
dapat mengetahui dengan mudah apakah mereka menjadi lebih baik atau tidak,dan
cara menentukan sasaran yang cukup menantang.
3. Teori Evolusi Kognitif
Teori
ini beragumen bahwa bila imbalan ekstrinsik digunakan oleh organisasi sebagai
hadiah atas kinerja yang unggul, imbalan intrinsik, yang berasal dari
individu-individu yang melakukan apa yang mereka sukai, akan berkurang. Dengan
kata lain, bila imbalan ekstrinsik diberikan ke seseorang untuk menjalankan
tugas yang menari, imbalan itu menyebabkan minat intrinsik terhadap tugas itu
sendiri merosot.
4.Teori Penetapan Sasaran
Pada
akhir 1960-an Edwin Locke mengemukakan bahwa niat-niat untuk bekerja menuju
sasaran merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya, sasaran
memberitahu kayawan apa yang perlu dikerjakan dan berapa banyak upaya yang
harus dilakukan.
Bukti
sangat mendukung nilai dari sasaran. Lebih tepatnya, kita dapat mengatakan
bahwa sasaran khusus meningkatkan kinerja :
Ø
Sasaran
sulit bila diterima dengan
baik menghasilkan kinerja yang
lebih tinggi dari pada sasaran mudah; dan bahwa umpan balik menghasilkan
kinerja yang lebih tinggi ketimbang tidak ada umpan balik.
5. Teori Penguatan
Teori ini adalah lawan dari teori penentuan-
sasaran
Teori ini megabaikan keadaan internal dari
individu dan memusatkan semata-mata hanya pada apa yang terjadi pada seseorang
bila ia mengambil suatu tindakan. Teori ini bukan teori motivasi, karena teori
ini tidak memperdulikan apa yang mengawali perilaku. Teori ini memberikan
analisis yang ampuh terhadap apa yang mengendalikan perilaku
6. Teori
Hanyut (Flow) Dan Motivasi Intrinsik
Pengalaman Flow adalah bahwa motivasinya itu tidak berkaitan
dengan sasaran akhir. Kegiatan yag dilakukan manusia ketiak mereka mencapai
perasaan yang tidak dibatasi waktu itu berasal dari proses aktivitas itu
sendiri dan bukannya upaya untuk mencapai sasaran.Dengan demikian ketika
seseorang mengalami perasaan hanyut (flow), dia benar-benar termotivasi secara
intrinsik.
Model Motivasi Intrinsik Ken Thomas mengemukakan bahwa motivasi
intrinsik dicapai ketika orang mengalami perasaan-perasaan adanya pilihan,
kompetensi, penuh arti , dan kemajuan. Thomas menetapkan komponen-komponen
sebagai berikut :
Ø Pilihan :
peluang untuk mampu menyeleksi kegiatan-kegiatan tugas yang masuk akal bagi
anda dan melaksanakannya dengan cara yang memadai.
Ø Kompetensi
: pencapaian yang anda rasakan saat melakuakn kegiatan pilihan anda dengan cara
yang amat terampil.
Ø Penuh arti
: peluang untuk mengejar sasaran tugas yang bernilai; sasaran yang terjadi
dalam skema yang lebih besar.
Ø Kemajuan :
persaan bahwa anda membuat langkah maju yang berarti dalam mencapai tugas
sasaran tugas anda.
7. TEORI
KESETARAAN
Idividu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan
masukan/keluaran orang lain dan kemudian merespon untuk menghapuskan setiap
ketidaksetaraan.
Ketika kita kurang memperoleh penghargaan, maka tensi itu
menciptakan kemarahan. Jik terlalu banyak menerima penghargaan, tensi itu akan
menciptakan rasa bersalah.
Ada empat perbandingan acuan ang dapat digunakan oleh karyawan
:
1. Di dalam
diri sendiri : pengalaman karyawandalaam
posisi yang berbeda dalam organisasi yang sekarang ini
2.Di luar
diri sendiri : pengalaman karyawan dalam situasi atau posisi di luar
organisasinya sekarang ini
3.Di dalam
diri orang lain : Individu atau kelompok lain di dalam organisasi karyawan itu.
4.Di luar
diri orang lain : Individu atau kelompok individu di luar organisasi karyawan
itu.
8. Teori
Pengharapan
Kuatnya kecenderungan untuk bertidak dalam cara tertentu
bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikitu oleh
keluaran tertentu dan pada daya tarik keluaran tersebut bagi individu itu.
Berfokus pada 3 hubungan :
- Hubungan
upaya- kinerja .
- Hubungan
kinerja-imbalan
- Hubungan
imbalan-sasaran-pribadi
Teori ini membantu menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja
tidak termotivasi pada pekerjaannyadan semata-mata melakukan hal yang minimal
sekedar menjalankan kewajiban.
APLIKASI TEORI MOTIVASI DALAM DUNIA KERJA
Dalam
teori ini, motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, atau dapat dikatakan motivasi sebagai
faktor pendorong perilaku seseorang. Teori ini lebih diterapkan pada karyawan
atau pekerja. Hal ini terkait dengan jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuan.
Tinggi
rendahnya produktivitas suatu perusahaan bergantung pada motivasi karyawan atau
pekerja untuk bekerja. Tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak akan
tercapai tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja.
Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka hal
tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Dalam
teori ini, terdapat dua macam motivasi terkait dengan bersedianya karyawan atau
pekerja untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama. Motivasi pertama
adalah motivasi finansial, dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan
finansial kepada karyawan, dimana imbalan tersebut sering disebut insentif.
Motivasi kedua adalah motivasi nonfinansial, dorongan yang diwujudkan tidak
dalam bentuk finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian,
penghargaan, pendekatan manusia, dan lain sebagainya.
HUBUNGAN MOTIVASI & PRESTASI
KERJA
Motivasi kerja adalah pemberian
daya pengerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang dengan segala daya
dan upaya untuk mencapai kepuasan. Adanya pemberian motivasi yang baik
diharapkan dapat menuingkatka prestasi kerja karyawan. Jika tingkat motivasi
terbentuk secra otomatis akan menentukan prestasi krja karyawannya, sehingga
tujuan yang diinginkan perusahaan akan dapat tercapai. Hal ini berpengaruh pada
tingkat prestasi kerja karyawan yang sesuai dengan pemberian motivasi sehingga
secara kontinyu menunjukkan semakin meningkatnya prestasi kerja karyawan.
Penting bagi perusahaan utuk
dapat mengelola sumber daya manusia melalui manajemen yang baik dengan memberikan
kesempatan karyawan untuk maju sehinnga karyawan akan mendapat kepuasan
tersendiri dalam bekerja. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam mengaktifkan
motivasi kerja karyawan agar dapat bekerja dengan giat untuk meningkatkan
prestasi kerja karyawan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan serta menjaga
eksistensi perusahaan. Kemajuan perusahaan juga tidak terlepas dari manajemen
perusahaan dalam menggunakan sumber daya berupa materiil dan finansial sebagai
sarana pencapaian tujuan yaitu mensejahterakan anggotanya.
Sumber :
PERILAKU ORGANISASI STEPHEN P.
ROBINS EDISI KESEPULUH

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Katalog Online Oriflame
Katalog Online Oriflame
Do As Infnity - Fukai Mori (Instrumental)
Translate
Label
Blog Archive
About Me
- Unknown
0 komentar:
Posting Komentar